Bukan Complete Me kalau tidak ada cerita yang dimulai di sini. Rasanya, itu lah yang selalu kami coba tawarkan untuk Upgrade People saat menikmati moment sambil meneguk habis kopi khas ala Complete Me dan ditemani dengan berbagai menu special disini. NGOPI di Complete Me kali ini “disuguhkan” oleh seorang bintang tamu yang berlatar belakang sebagai seorang Barista.
Insan Setiawan namanya. Seorang Barista yang punya ketertarikan pada dunia Kopi sejak berada di bangku SMA. Jenis kopi pertama yang dicoba olehnya kala itu adalah Kopi Arabica Aceh Gayo yang diolah dengan teknik manual brew atau seduh manual.
Menurutnya, kopi Arabica adalah salah satu yang ternikmat karena rendah kafein dan punya ciri khas. Kopi aceh gayo yang diolah dengan cara filter menggunakan alat V60 sangat cocok dinikmati pada segala cuaca, baik ketika musim hujan ataupun saat cuaca panas, menggunakan teknik japaneese yang menggunakan es.
Melalui event NGOPI, Insan juga menceritakan dua jenis kopi yang paling terkenal dan sering ditemukan di kedai kopi di Indonesia, yaitu kopi jenis Arabica dan Robusta. Perbedaan mendasar dari Kopi Robusta dan Arabica terletak pada aromanya. Arabica, biasanya memiliki rasa yang sedikit asam cenderung fruity, sehingga bila diroasting (teknik menyangrai kopi) dengan tingkat light to medium dan diolah dengan teknik filter, dapat mengeluarkan rasa asli kopi Arabica itu sendiri. Sementara pada kopi robusta cenderung memiliki rasa yang mirip dengan jenis kacang-kacangan dan cenderung agak pahit. Kopi jenis ini cocok bila dipadukan dengan pemanis seperti kental manis atau gula aren.
Di Complete Me, kami menyuguhkan house blend spesial yang diracik menggunakan campuran biji kopi robusta dan arabica dengan kadar tertentu.
Menu signature Complete me dan frappe series misalnya. Untuk jenis produk ini biji kopi yang digunakan adalah 20% Arabica dan 80% Robusta, dengan harapan produk minuman tersebut dapat mengeluarkan cita rasa kopi yang bold, nutty, chocolaty namun tetap creamy ketika dipadukan dengan bahan lainnya.
Sedangkan untuk produk kopi lainnya seperti Cappucino, latte, machiatto, blend yang digunakan adalah 75% arabica dan 25% robusta. Dengan tujuan untuk mengeluarkan cita rasa kopi yang lebih lembut.
Insan menambahkan, “jika berbicara Espresso, itu adalah proses penyeduhan kopi dengan mengunakan tekanan tinggi. Biasanya kopi akan digiling dengan halus dan dipadatkan, kalau di dunia Barista prosesnya disebut tamping sebelum masuk proses kalibrasi. Kalibrasi adalah proses seorang barista menentukan berat (dose), ukuran gilingan (grind size), dan tamping, sehingga dapat menghasilkan espresso yang standar dan berkualitas. Pada proses ini juga, barista dapat menilai aroma yang terdapat pada biji kopi seperti cokelat, roasted almond, dan brown sugar. Meskipun untuk espresso sendiri harus dicampur dengan bahan-bahan lainnya agar rasa khasnya bisa dinikmati.”
“Selain itu,” tutur Insan, “Kopi bisa dicampur dengan apa saja. Seperti dengan sirup misalnya. Atau bahkan dengan air yang biasa kita kenal sebagai kopi Americano, karena sebenarnya yang paling membedakan khas dari sebuah kopi adalah dari jenis biji kopi itu sendiri.”
Menurutnya hal yang paling penting untuk menikmati kopi yaitu dengan cara memainkan setiap aroma rasa dan tegukannya, jadi ketika mencicipi kopi jangan dulu disugestikan bahwa kopi itu pahit, karena sampai kapanpun kita tidak bisa menikmatinya jika masih tertanam dalam benak bahwa rasa kopi itu pahit. Sebagai informasi semua jenis kopi itu baik untuk diminum, entah itu jenis kopi robusta ataupun Arabica namun diantara keduanya yang paling rendah kafeinnya yaitu pada arabica.
Nah Upgrade People, demikianlah cerita singkat dari sang Baristyle Insan Setiawan semoga apa yang disampaikannya dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kamu seputar dunia kopi