Saat makan mie, banyak orang sering menggunakan sumpit. Sumpit adalah alat yang biasa digunakan untuk menikmati hidangan ini. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sumpit adalah alat untuk menyiapkan makanan berbentuk batangan, sering terbuat dari kayu dan material lainnya. Meskipun sering dikaitkan dengan budaya Tionghoa, sumpit juga merupakan bagian penting dari tradisi makan di Jepang, Korea Selatan, dan Vietnam.
Menurut laporan History.com, sumpit pertama kali ditemukan di Tiongkok sekitar tahun 1200 SM. Fakta sejarah ini didasarkan pada penemuan enam pasang sumpit yang terbuat dari perunggu, dengan panjang sekitar 26 cm dan lebar antara 1,1 hingga 1,3 cm, di reruntuhan Yin di daerah Hainan. Saat pertama kali ditemukan, sumpit digunakan bukan sebagai alat makan, melainkan untuk memasak. Mereka dianggap ideal untuk mencapai bagian dalam panci air mendidih atau minyak dalam wajan.
Penggunaan sumpit sebagai alat makan baru mulai populer selama masa Dinasti Han (202 SM-220 M) di Tiongkok. Dari sana, sumpit menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya makan Tionghoa.
Populeritas sumpit sebagai alat makan dalam budaya Tionghoa berkaitan erat dengan pertumbuhan populasi yang pesat di seluruh China. Pertumbuhan ini menyebabkan peningkatan penggunaan sumber daya dan menekan juru masak untuk mencari cara menghemat biaya hidup. Mereka mulai memotong bahan makanan menjadi potongan-potongan kecil untuk mengurangi penggunaan bahan bakar saat memasak.
Sejarah juga mencatat bahwa penggunaan sumpit sudah ada pada masa Dinasti Shang (1105-1046 SM), ketika Raja Zhou yang berkuasa menggunakan sumpit yang terbuat dari gading gajah untuk makan. Namun, sumpit dari gading gajah hanya digunakan oleh bangsawan atau orang-orang dengan jabatan tinggi. Selain itu, sumpit perak juga terkenal digunakan di Istana Tiongkok karena bisa digunakan untuk mendeteksi racun yang sering ditambahkan pada makanan.
Sumpit mulai menyebar ke negara-negara Asia lainnya seperti Jepang, Korea, dan Vietnam sekitar tahun 500 M. Sumpit di tiap negara memiliki ciri khasnya sendiri sesuai dengan budaya makanan setempat. Misalnya, sumpit Tiongkok memiliki ujung yang tumpul, sehingga tidak bisa menusuk makanan. Di Jepang, sumpit sering kali dirancang lebih ramping dan digunakan untuk mengangkat tulang dari daging saat orang Jepang menikmati hidangan ikan.
Pada tahun 1878, sumpit sekali pakai yang terbuat dari bambu atau kayu pertama kali dikembangkan di Jepang. Di Korea, sumpit, atau yang disebut sujeo, terbuat dari logam dan memiliki bentuk lebih pendek dibandingkan dengan sumpit dari Tiongkok dan Jepang.
Dalam berbagai budaya Asia, sumpit telah menjadi simbol keanggunan dan kesopanan dalam makan. Dalam penggunaannya, sumpit juga mencerminkan keragaman dan kreativitas yang menghiasi kebiasaan makan masyarakat di seluruh benua.
Nah jadi, kamu sudah tahu ya, sekilas tentang sejarah sumpit. Ternyata bukan asli dari Jepang ya, tapi saat ini sumpit hampir menyebar ke seluruh negara Asia. Kalau kamu mau merasakan makanan khas Jepang dengan menggunakan sumpit, kamu bisa mencoba semua menu yang ada di Complete Me